Selasa, 07 April 2015

Nyatakah Kisahmu Bono? silahkan menerka




Bocah kecil cerewet dengan tampang yang imut-imut “keremus”,Bono namanya.  Entah apa yang terlintas di pikiran orang tuanya ketika memberikan nama kepada malikat kecil mereka ketika menapakan dirinya ke dunia yang indah nan kejam ini. Terlintas dalam pikiran saya mungkin terinspirasi dari dari personil band U2 yang bernama sama dengan bocah kecil ,berwarna kulit kecoklatan dengan kepala yang selalu tampil plontos,layaknya legenda sepakbola kelas dunia asal Brazil,Ronaldo. Dari bocah kecil ini saya belajar melihat bagaimana seorang anak berusia 8 tahun bertarung melawan kerasnya dunia. Membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari  minimal untuk makan dan kebutuhan lainya bersama kedua adiknya. Seperti halnya bocah kecil lainya yang tak mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan,Bono juga mempunyai mimpi besar dan melangit, mungkin dia mengaharap tuah kalimat bung Karno “bermimpilah setinggi langit,jika kau jatuh,kau kan jatuh diantara bintang-bintang” ,entahlah.

Setiap hari Bono kecil menjajakan Koran di persimpangan jalan di bawah teduhnya tangkisan struktur kokoh arsitektur  flyover terhadap terik sinar mentari. Bono kecil selalu bermimpi untuk bisa sekolah,sekedar merasakan bagaimana rasannya di tanyai guru soal penjumlahan dan pengurangan,merasakan terik mentari saat ikut upacara bendera di sekolah atau sekedar memegang raport kecil bertulikan nama,kelas,dan wali kelasnya. Tapi apa daya,lemahnya ekonomi keluarga memaksa Bono ikut ambil bagian dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga. Dan menunda mimpinya untuk bersekolah.

Pertanyaan yang muncul setelah paragraf yang menceritakan kisah singkat Bono di atas,”Adakah usaha serius pemerintah menangani kasus seperti ini?,bukan hanya untuk Bono yang satu ini,tapi untuk Bono-Bono lainnya,atau inisiatif kaum intelektual muda yang akan mengatasi masalah seperti yang di alami Bono ini?,jawabannya jika pilihan kedua yangmelakukannya,maka itu sebuah  tamparan keras untuk pemerintah agar lebih peduli terhadap masalah seperti ini.


Lupakan tentang pertanyaan tadi,semoga ada yang terefeki denganya. Kita lanjutkan saja cerita tentang Bono kecil tadi yang mendapatkan secercah harapan yang secara tidak sadar terjadi sangat singkat disaat kita serius membaca dan menanggapi pertanyaan di paragraph ketiga. Harapan apa yang di dapat Bono? Bono mendapatkan impiannya. Bersekolahkah Bono?, Iya. Tapi bukan sekolah formal seperti umumnya,melainkan sekolah yang digagas kaum muda untuk membantu orang-orang kurang beruntung dalam persoalan kemampuan ekonomi dalam bersekolah. Disana bukan hanya Bono yang di ceritakan sejak awal tulisan ini,tapi ada bono-bono lainnya disana. Mereka bahagia? Sangat bahagia. Karena mereka mendapatkan pendidikan yang lebih bahkan lebih dari yang di dapatkan anak-anak seusiannya di sekolah formal. Beruntungnya Bono kecil ini bertemu dengan sosok serupa peri di cerita peterpan atau sosok serupa jin botol dalam cerita dongeng aladin,yang mampu mewujudkan mimpinya,bersekolah. Entahlah hanya saya dan Bono yang tau sosok-sosok itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar